
Kain batik tenun tradisional khas Sulawesi Tenggara (Sultra) yakni batik tenun khas Tolaki, Buton dan Muna, bernilai tinggi.
Salah seorang penenun batik khas Sultra, Wa Marwia (26), yang ditemui di Kendari Kamis, mengatakan satu helai kain batik tenun khas Sultra dijual seharga Rp320 ribu hingga Rp350 ribu per helai.
'Tinggi rendahnya harga setiap helai kain batik tenun khas Sultratergantung dari kualitas bahan dan coraknya. Makin bagus kualitas bahan dan unik coraknya, makin tinggi pula harganya,' katanya.
Namun kata dia kerajinan kain tenun khas Sultra, belum bisa dijadikan sebagai sumber utama pendapatan keluarga.
Masalahnya kata dia, dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) atau alat tenun tradisional, seorang perajin hanya bisa menyelesaikan kain tenun ukuran panjang empat meter dan lebar satu meter, maksimal tiga lembar.
'Dengan harga jual antara Rp320 ribu sampai Rp350 ribu per helai kain, seorang perajin hanya bisa memperoleh pendapatan antara Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per bulan,' katanya.
Jelas ujarnya, pendapatan dari hasil menenun kain sebesar itu tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
'Makanya, perajin mengerjakan tenunan kain ini, hanya sebagai sambilan, belum ditekuni sebagai profesi yang bisa menjadi penopang pendapatan keluarga,' katanya.
Sementara itu, salah seorang petugas di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sultra, Ny Samsiah yang dihubungi di Kendari, mengatakan kain tenun khas Sultra lebih banyak diminati warga dari luar yang berkunjung di daerah ini.(ant/rd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar